Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Yang Menghantui

Aku tahu, kau tidak pernah mau aku ada di dekatmu. Tapi maaf, aku sangat menyukaimu. Dalam diam pun, sukaku bertambah. Semakin bergulung semakim tebal. Semakin tumbuh yakinku untuk menjadikan perasaan padamu abadi. Kau tidak perlu mengingatkanku. Aku tahu, aku sangat tahu, sangat amat tahu, memang tidak mungkin sejatinya aku menginginkanmu. Namun, sekalinya lagi, aku tidak mampu tidak bergelayut padamu.  Bagiku kau inang. Aku tidak mampu terlalu jauh darimu. Jangan terlalu kasar. Tolong jangan usir aku. Aku tahu aku hanya jiwa terbuang yang menginginkan mengisimu seutuhnya. Aku tahu aku sangat terobsesi dengan jiwamu yang terang, debaran cinta berdosa. Penuh sesak. Apalagi padamu. Akut. Aku tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku bahkan tidak berfikir kau dan aku ini berbeda. Tuhan, tolong buatlah dia datang melihatku sekali. Berikan aku peluk ciumnya sekali. Mungkin aku akan pergi setelah aku tidak sanggup lagi. Namun bagaimana? Kau sudah menahun bertahun-tahun pun...

Esok Senja Datang

Ah, hari ini pun saya tidak melihat senja Kalaulah sore hilang cepat dan malam datang terlambat Bisa kusambut senyumanmu Aku ingat kala aku bercengkrama denganmu Seandainya masa bisa terulang Deru angin malam yang gusar Meraung di atas tepian kepulan kopi hitam Aku tetap menantimu Bersama secangkir minuman favoritmu Segeralah pulang Kamu tahu kan, kalau aku rindu Tidak perlulah kamu beri aku jingga yang indah Aku tidak butuh yang kau bawa Aku hanya butuh kau Jangan takut datang padaku Aku adalah tempatmu pulang Sebelum kopi hitam yang kau suka termakan beku Jengkelnnya rasa menunggu mengganggu Ketahuilah, Aku menantimu Datanglah. Deru angin pun takjub dengan rasa rinduku, 

Melihat Tak Terlijhat

Saya memandang dalam kepada engkau Di tempat kau tidak melihat saya Saya hanya menatap engkau Yang dinamis tanpa hambatan Yang bergejolak tanpa paksaan Yang mengaung tanpa geram Yang menukik tanpa bisikan Saya mengalir begitu saja Walaupun saya diberada pada tatapmu pun kau tak akan tahu Sejatinya saya melukiskan senyum mustahil Tiap hari saya mengikuti kau Tiap hari saya tahu Tiap hari saya merasa jauh Tiap hari saya menyesali Kalau saya bisa, niscaya saya peluk jemari kau saat lalu, saya bisa membisik cinta pada kau kemarin senja di taman itu Sayang, saya hanya tidak mampu tampak Yakinlah hatiku, suatu saat kau akan tahu Saya menginginkan engkau di awang-awang Saya bersama emosi afeksi membara yang tersudut Tidak mampu beraksi apa bagaimana Hanya melihat engkau yang bahagia Ah, nikmatnya melahap senyuman kala pandangan bersua namun aku tak ada